Juni 2010

Rabu, 16 Juni 2010

0

Hadist Tentang Mencintai Anak Yatim

Hadist Tentang Mencintai Anak Yatim…..

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
اَنَا وَكَافِلُ اْليَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ (رواه البخاري)

َقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
خَيْرُ بَيْتٍ فِي اْلمِسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسِنُ عَلَيْهِِ – وَ شَرُّ بَيْتٍ فِي اْلمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ اِلَيْهِِ (رواه ابن ماجه)

 Terjemahan Hadist
Hadist Pertama : “Aku (Muhammad SAW) dan pengasuh anak yatim kelak disurga seperti dua jari ini (Rasulullah SAW menunjuk jari telunjuk danjari tengah dan merapatkan keduanya)”. (HR Bukhari)
Hadist Kedua : “Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang didalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlkukan dengan huruk”. (HR Ibnu Majah)

 Kandungan Hadist
Hadist diatas merupakan janji Rasulullah SAW kepada pengikutnya yang menyayangi dan menyantuni anak yatim.
Anak yatim piatu adalah anak yang ditinggal wafat oleh bapak dan ibunya sejak masih kecil. Dapat kita bayangkan bagaimana menderitanya anak-anak yatim yang tidak lagi berkumpul dengan orang tuanya. Mereka tidak punya tempat bersandar dan tidak mendapatkan kasih sayang.
Secara materi anak yatim pastilah kekurangan. Walaupun almarhum orang tuanya kaya, anak yatim telah kehilangan figure orang dewasa yang mencukupi kebutuhan mereka dan memberikan rasa aman. Selain secara materi, anak yatim juga merasa menderita secara batin. Merekatidak cukup dilimpahi kasih sayang. Oleh karena itu, kita wajib menyantuni mereka agar penderitaan mereka berkurang dan mereka bisa merasakan kasih sayang dari saudara sesame Muslin.
Jika diantara temanmu ada anak yatim, hendaklah kamu berbuat baik padanya. Jika ia membutuhkan bantuan dan kamu bisa membantunya, bantulah ia untuk meringankan bebannya.
»»  Read More...

Selasa, 15 Juni 2010

0

SKL Dan Studi Kompetensi Dasar




Standart KompetensiKompetensi Dasar
1. Membaca Al-Quran surat pendek pilihan1.1 Menerapkan hukum bacaan qalqalah, tafkhim, dan mad ‘arid lissukun dalam Al-Qur’an
1.2 Menerapkan hukum bacaan nun mati dan mim mati dalam Al-Qur’an
2. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang ketentuan rezeki dari Allah SWT 2.1 Memahami isi kandungan Q.S Quraisy dan Al-Insyirah tentang ketentuan rezeki dari Allah SWT
2.2 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S Quraisy dan Al-Insyirah tentang ketentuan rezeki dari Allah SWT dalam kehidupan
2.3 menerapkan isi kandungan Q.S Quraisy dan Al-Insyirah tentang ketentuan rezeki dari Allah SWT dalam kehidupan
3. Menerapkan Al-Qur’an surat-surat pendek pilihan dalam kehidupan sehari-hari tentang kepedulian sosial 3.1 Memahami isi kandungan Q.S Al-Kautsar dan Al-Ma’un tentang kepedulian sosial
3.2 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S Al-Kautsar dan Al-Ma’un tentang kepedulian sosial dalam fenomena kehidupan
4. Memahami hadist tentang tolong-menolong dan mencintai anak yatim4.1 Menulis hadist tentang tolong-menolong dan mencintai anak yatim
4.2 Menerjemahkan makna hadist tentang tolong-menolong dan mencintai anak yatim
4.3 Menghafal hadist tentang tolong-menolong dan mencintai anak yatim
4.4 Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadist dalam perilaku tolong-menolong dan mencintai anak yatim dalam fenomena kehidupan dan akibatnya
»»  Read More...
0

Ayat Al-Quran Tentang Kepedulian Sosial

AYAT AL-QUR’AN TENTANG KEPEDULIAN SOSIAL
1. Q.S Al-Kautsar
Surat Al-Kautsar terdiri dari 3 ayat, termasuk golongan surat makkiyah. Surat Al-Kautsar diturunkan sesudah surat Al-‘Adiyat. Al-Kautsar artinya nikmat yang banyak. Nama surat ini diambil dari kata Al-Kautsar yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat ini diturunkan oleh Allah sebagai penghibur hati bagi Nabi Muhammad SAW. Surat Al-Kautsar menjelaskan bahwa Allah telah melimpahkan nikmat yang banyak. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah dilimpahkan kepadanya. Allah juga menjelaskan, bahwa Nabi Muhammad akan mempunyai pengikut yang banyak sampai hari kiamat dan akan mempunyai nama yang baik di dunia dan di akhirat, tidak seperti yang dituduhkan oleh pembenci-pembencinya.
• Terjemah Al-Kautsar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak
2. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkubanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)
3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari Rahmat Allah)

• Kandungan QS Al-Kautsar
Sebab turunnya surat Al-Kautsar yaitu kaum musyrikin Mekkah dan munafik Madinah senantiasa mengejek dan mencela Nabi Muhammad SAW dengan perkataan buruk yang merendahkan kedudukan orang Islam. Ketika itu, kaum musyrikin dan munafik juga senang sekali bila melihat kaum muslimin mendapat musibah.
Kemudian surat ini diturunkan untuk menguatkan hati/pendirian Rasulullah, dan menegaskan bahwa perkataan kaum musyirikin dan munafik hanyalah perkataan sia-sia. Allah juga meyakinkan kepada kaum Muslimin bahwa Nabi Muhammad serta para pengikutnya termasuk orang-orang yang beruntung.
Surat Al-Kautsar ini juga menjelaskan bahwa Allah telah menganugerahkan nikmat yang berlimpah kepada Nabi Muhammad, sehingga Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk bersyukur dengan mendirikan shalat dan berkurban dengan penuh keikhlasan. Orang-orang yang membenci Nabi Muhammad tidak akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat. Pada dasarnya, mereka tidak membenci nabi Muhammad karena memang Nabi Muhammad adalah orang yang disenangi dikalangan mereka. Mereka membenci ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Orang-orang yang membenci Nabi Muhammad, semasa hidupnya akan selalu mendapatkan kehinaan dan kerugian, dan mereka mempunyai nama yang jelek di dunia dan akhirat.

2. Q.S Al-Ma’un
Surat Al-Ma’un in terdiri dari 7 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah yang diturunkan setelah surat At-Takasur. Nama Al-Ma’un diambil dari kata Al-ma’un yang terdapat pada ayat terakhir yang artinya “barang-barang yang berguna”.
Surat Al-Ma’un menjelaskan tentang beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai pendusta agama dan ancaman terhadap orang-orang yang melakukan shalat dengan lalai dan riya’.
• Terjemah Q.S Al-Ma’un
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

• Kandungan Q.S Al-Ma’un
Dalam surat Al-Ma’un, Allah SWT menyindir kita dengan sebuah pertanyan yaitu “Apakah akmu tahu, siapakah orang-orang yang mendustakan agama?” melalui pertanyan itu, Allah ingin menegaskan tentang ciri-ciri pendusta agama. Mereka adalah:
a. Orang yang shalat dengan penuh kelalaian dan hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain (riya’)
b. Orang-orang yang menolak dan menghardik anak yatim dengan keras (takabbur)
c. Mereka tidak menganjurkan kepada orang lain untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum fakir miskin
d. Mereka tidak pernah mau menolong orang lain yang sangat membutuhkan (bakhil)
Ciri-ciri orang yang percaya akan kebenaran agama dan yang tidak percaya sangat jelas. Orang yang percaya akan kebenaran agama selalu bersifat adil, belas kasih, dan suka beramal kebajikan untuk kepentingan orang lain. Sedangkan sebaliknya, orang yang tidak percaya akan kebenaran agama selalu meremehkan hak-hak kaum lemah, tidak peduli dengan penderitaan orang lain, egois dalam hal harta benda, bangga dengan kekuatan yang dimilikinya, dan tidak mau memberi pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
• Kepedulian Sosial dalam Kehidupan
Surat Al-Kautsar dan surat Al-Ma’un adalah dua surat yang memerintahkan kaum Muslimin untuk peduli terhadap masyarakat. Kedua surat ini menegaskan tentang ajaran Islam yang sangat mendorong umatnya peduli terhadap lingkungan sosialnya.
Dalam surat Al-Kautsar, Allah menyejajarkan perintah shalat dan berkurban. Shalat adalah ibadah yang sangat penting kedudukannya dalam ajaran Islam sehingga tak sekalipun Muslim boleh meninggalkannya. Sedangkan berkurban adalah ibadah yang bernilai social tinggi. Dengan berkurban, kaum Muslimin yang mampu dapat berbagi nikmat yang diperolehnya dengan saudara-saudaranya kaum Muslimin yang kurang mampu. Dengan menyejajarkan perintah shalat dan berkurban artinya Allah menegaskan betapa pentingnya perintah berkurban untuk dilaksanakan oleh kaum Muslimin yang mampu.
Dalam surat Al-ma’un, Allah menyebutkan bahwa para pendusta agama adalah orang yang shalat dengan penuh kelalaian dan hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain (riya’), orang-orang yang menolak dan menghardik anak yatim dengan keras (takabbur), mereka tidak menganjurkan kepada orang lain untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum fakir miskin, mereka tidak pernah mau menolong orang lain yang sangat membutuhkan (bakhil). Setiap Muslim hendaknya memiliki sifat peduli terhadap sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Selama hidup, Rasulullah selalu memerintahkan umat Islam untuk bersifat dermawan. Bakhil bukanlah sifat orang beriman, karena itu, setiap umat Islam harus menghilangkan sifat itu dari dalam dirinya.
Banyak cara untuk membentuk jiwa social dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya dengan:
a. Menjauhkan diri kita dari sifat kikir sekecil apapun dengan alas an apapun, seperti takut akan berkurangnya harta
b. Menanamkan sikap peduli kepada sesame dengan memberi perhatian kepada nasib orang lain yang kurang beruntung
c. Menyadari bahwa rezeki adalah titipan Allah SWT yang sewaktu-waktu dapat diambil atau dikurangi oleh pemiliknya, yaitu Allah.
d. Meyakini bahwa kepedulian social termasuk ibadah yang kelak akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari allah
Hikmah dan manfaat sikap peduli social dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
 Perwujudan rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan kepadanya
 Membantu orang-orang yang membutuhkan
 Menyambung silaturrahmi antara yang kaya dan yang miskin
 Mengurangi angka kemiskinan
 Mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah dan akan menjadi amal jariyah
 Membersihkan harta benda dari hak milik orang lain dan membersihkan diri dari dosa.
»»  Read More...
0

Ayat Al-Quran Tentang Ketentuan Rezeki Dari Allah

AYAT AL-QUR’AN TENTANG KETENTUAN REZEKI DARI ALLAH SWT.......
1. Q.S Quraisy
Surat Quraisy terdiri dari empat ayat dan tergolong surat Makkiyah (diturunkan di Mekah). Quraisy artinya suku Quraisy. Suku Quraisy adalah suku yang mendapat kehormatan untuk menjaga dan merawat Ka’bah.
a. Terjemah Q.S Quraisy
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy
2. (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah)
4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan
b. Kandungan Q.S Al-Quraisy
Surat Quraisy merupakan surat yang menerangkan tentang suku Quraisy. Suku Quraisy adalah suku yang bermukim di Mekkah dan merupakan suku yang diberi amanah untuk memegang kunci Ka’bah. Allah memberikan banyak sekali kenikmatan kepada suku Quraisy. Amanah tersebut membuat suku Quraisy dihormati dan disegani oleh suku-suku bangsa Arab lainnya.
Suku-suku bangsa Arab tidak berani mengganggu kaum Quraisy ketika mereka melakukan perjalanan dagang. Padahal, perampokan sedang merajalela. Suku Quraisy bermata pencaharian sebagai pedagang. Mereka kerap melakukan peralanan dagang ke luar wilayah Mekkah. Pada musim dingin, mereka melakukan perjalanan ke yaman untuk berbelanja parfum dan rempah-rempah. Selama musim panas, mereka pergi ke Syam untuk berbelanja hasil pertanian. Karena banyak sekali nikmat yang Allah berikan kepada kaum Quraisy, maka mereka diwajibkan untuk:
a. Menyembah Allah dan mengagungkan-Nya
b. Bersyukur kepada Allah karena mereka diberi rezeki berlimpah dan cara yang mudah untuk mendapatkannya
Mereka diperintahkan untuk menyembah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT tanpa melalui perantaraan, misalnya perantara berhala. Karena perantara itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan nikmat yang sempat mereka rasakan, yaitu keamanan dan rezeki untuk kebutuhan hidup mereka.

2. Q.S Al-Insyirah
Surat Al-Insyirah terdiri dari delapan ayat dan tergolong surat Makkiyah (diturunkan di Mekah). Nama Al-Insyirah diambil dari kata Alam Nasyrah yang terdapat pada ayat yang pertama. Alam Nasyrah artinya “bukankah Kami telah melapangkan”.
a. Terjemah Q.S Al-Insyirah
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?
2. dan Kamipun telah menurunkan bebanmu darimu,
3. yang memberatkan punggungmu,
4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
6. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,
7. maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya engkau berharap.
b. Kandungan QS Al-Insyirah
Surat Al-Insyirah adalah surat yang ke 94 dan diturunkan setelah surat Ad-Dhuha dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri dari 8 ayat. Adapun isi/kandungan surat ini secara garis besar adalah:
 Allah SWT telah melapangkan dada (hati) Nabi Muhammad SAWyang pada saat itu sangat sedih karena menghadapi persoalan-persoalan berat, antara lain kematian paman beliau yaitu Abu Thalib dan isteri beliau yaitu Siti Khadijah. Kedua orang itu telah memberikan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah Islamiyah.
 Pada ayat 2 dan 3, Allah SWT telah melepaskan beban berat yang dihadapi Nabi Muhammad SAW, yaitu berupa kesusahan dan penderitaan ketika menghadapi kaum kafir Quraisy yang semakin kejam dalam menentang dakwah beliau. Apalagi pengikut beliau masih sedikit dan itupun terdiri dari golongan yang lemah. Kemudian Allah SWT melepaskan beban berat itu antara lain:
o Meninggikan nama dan derajat Nabi Muhammad SAW (ayat 4), hal ini terbukti bahwa nama Nabi Muhammad SAW diikutkan dalam nama Allah seperti dalam dua kalimat syahadat, adzan, iqamah, dan sebagainya. Bahkan ketaatan kita kepada Allah tidak diterima tanpa disertai ketaatan kepada Nabi Muhammad SAW
o Memberikan rasa optimis yang berupa jaminan dari Allah, bahwa Allah SWT akan mendatangkan kemudahan-kemudahan setelah Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai kesulitan. Bahkan kalimat itu diulang dua kai yaitu pada ayat 5 dan ayat 6
 Pada ayat ketujuh diterangkan bahwa apabila kita telah menyelesaikan suatu urusan, maka hendaklah terus tetap giat bekerja/berusaha, jangan hanya diam dan berpangku tangan karena sudah merasa berhasil
 Pada ayat kedelapan diterangkan bahwa hanya kepada Allah saja kita berharap. Berharap atas keberhasilan dari setiap usaha dan cita-cita
 Meskipun ayat itu ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi secara tidak langsung juga ditujukan kepada seluruh orang-orang yang beriman. Sehingga apabila kita dalam hidup ini menghadapi kesulitan maupun penderitaan hendaklah selalu bersabar, berdoa kepada Allah dan yakin bahwa dibalik kesulitan pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya
Jadi, kita hanya patut mengabdi kepada Allah, karena hanya Dialah yang memberikan nikmat dalam hidup kita. Apabila kita mengalami kesulitan dalam hidup, hanya Allahlah yang bisa menolong kita. Karena itu, setelah kita berusaha dan berdoa, kita harus bertawakkal kepada-Nya.
»»  Read More...
MIM MATI/SUKUN.....
1. Pengertian Mim Mati / Mim Sukun
Mim mati / mim sukun adalah huruf mim yang berharakat sukun/mati dan huruf sebelumnya berharakat fathah, kasrah, atau dhammah, seperti kalimat berikut:
 Mim Pada kata Lam
 Mim Pada kata Yahum
 Mim Pada kata Lahum
2. Hukum Bacaan Mim Mati
Jika mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah, hukum bacaannya terbagi pada tiga macam, yaitu:
• Idgham Mutamasilain
Idgham Mutamasilain adalah bertemunya mim sukun/mati dengan huruf mim yang berharakat. Cara membacanya dengan memasukkan suara mim sukun/mati kepada huruf mim yang berada dihadapannya disertai dengan suara dengung yang sempurna. Huruf Idgham Mutamasilain hanya satu, yaitu: Mim
• Ikhfa’ syafawi
Ikhfa’ syafawi menurut bahasa adalah bacaan yang samar-samar diantara dua bibir. Sedangkan menurut istilah, ikhfa’ syafawi adalah bertemunya huruf mim sukun/mati dengan huruf ba’ yang berharakat. Huruf ikhfa’ syafawi hanya ada satu, yaitu: Ba’.
Cara membaca ikhfa’ syafawi adalah menyembunyikan (menyamarkan) bunyi mim sukun dalam suara ba’ yang terdapat dihadapannya dengan nada suara dengung (ghunnah).
• Izhar syafawi
Izhar syafawi adalah bertemunya mim sukun/mati dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 28, selain mim dan ba’. Artinya huruf izhar syafawi ada 26. Dinamakan izhar syafawi karena harus dibaca dengan jelas dengan bibir tertutup.
»»  Read More...
1

Nun Mati/Sukun

NUN MATI/SUKUN......
1. Pengertian Nun Mati / Nun Sukun
Nun mati sama dengan nun sukun . Nun sukun adalah Nun yang berharakat mati / sukun. Jika Nun sukun / Nun mati bertemu dengan huruf hijaiyyah, maka hukum bacaannya terbagi menjadi 4 macam, yaitu:
a. Izhar b. Idgham c. Iqlab d. Ikhfa’
2. Hukum Bacaan Nun Mati / Nun Sukun
a. Izhar
Izhar menurut bahasa berarti jelas, terang, transparan, dan nyata. Sedangkan menurut istilah, izhar artinya bacaan yang jelas dan terang tanpa dengung apabila nun sukun/mati bertemu dengan salah satu huruf izhar yang berjumlah enam huruf, baik dalam satu kalimat atau dua kalimat. Keenam huruf izhar yaitu: Alif, Kha, Kho’, ‘Ain, Ghoin, Ha’
Cara membaca bacaan izhar adalah jika nun sukun/mati bertemu dengan salah satu huruf tersebut harus dibaca jelas dan terang, tidak mendengung atau mendesis sehingga bunyi nun terdengar jelas.
b. Idgham
Idgham menurut bahasa artinya memasukkan sesuatu kepada sesuatu yang lain. Sedangkan menurut istilah, Idgham ialah memasukkan bunyi nun mati kedalam bunyi huruf yang mengikutinya. Oleh karena itu, bunyi nun mati menjadi tidak jelas dan bercampur dengan huruf yang mengikutinya. Huruf Idgham ada enam, yaitu:Ya’, Wau, Mim, Nun, Lam, Ra’.
Cara membaca bacaan idgham adalah jika ada nun mati / sukun bertemu dengan salah satu huruf idgham diatas, maka bunyi nun mati harus dimasukkan atau disatukan dengan bunyi huruf idgham sehingga kadang terdengar mendengung dan kadang pula tidak.
Cara membaca bacaan idgham adalah tergantung jenis idghamnya. Nun mati yang bertemu dengan huruf-huruf idgham dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Idgham Bighunnah (dibaca dengan dengung)
2. Idgham Bilaghunnah (dibaca dengan tidak dengung)
Akan tetapi, pada bacaan Idgham Bilaghunnah meskipun tidak berbunyi dengung tetap saja bunyi nun mati tidak boleh dibaca jelas dan harus dipadukan bunyinya dengan huruf idgham yang menyertainya.

o IDGHAM BIGHUNNAH
Menurut bahasa, idgham artinya memasukkan, dan ghunnah artinya dengung. Sedangkan menurut istilah, Idgham Bighunnah adalah apabila nun mati bertemu dengan salah satu huruf Idgham Bighunnah, maka dibaca dengung. Huruf Idgham Bighunnah ada empat, yaitu: Ya’, Waw, Mim, Nun
Cara membaca bacaan Idgham Bighunnah ialah dengan melebur bunyi nun mati kedalam huruf idgham yang mengiringinya, sehingga bunyi nun mati tersebut tidak lagi terdengar jelas. Bunyi yang terdengar jelas adalah bunyi huruf-huruf idgham itu sendiri.
o IDGHAM BILAGHUNNAH
Idgham Bilaghunnah menurut bahasa artinya tidak berdengung. Sedangkan menurut istilah, Idgham Bilaghunnah adalah bacaan tidak dengung apabila nun mati bertemu dengan salah satu huruf Idgham Bilaghunnah. Huruf Idgham Bilaghunnah ada dua, yaitu:
Cara membacanya adalah tidak didengungkan, namun bunyi nun mati tetap hilang dan yang terdengar hanya bunyi huruf Idgham Bilaghunnah.

IQLAB.....
Iqlab menurut bahasa artinya menukar atau membalikkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah, Iqlab ialah bertemunya nun mati dengan huruf Iqlab. Huruf Iqlam hanya ada satu, yaitu: Ba’
Iqlab juga dapat diartikan menukar bunyi nun mati dengan mim ketika bertemu dengan huruf ba.
Menurut para ulama’, ada tiga hal yang menyebabkan hukum bacaan Iqlab terjadi, yaitu:
 Huruf nun mengandung ghunnah (dengung), sedangkan huruf Iqlab tidak bisa dengung
 Antara nun dengan huruf Iqlab memiliki perbedaan sifat, sehingga tidak bisa didengungkan
 Pertemuan nun mati dengan huruf Iqlab juga tidak bisa dibaca jelas (izhar) atau samara-samar mendengung (ikhfa’) melainkan masih antara izhar dengan idgham

IKHFA’.....
Ikhfa’ menurut bahasa artinya samar-samar, tidak jelas, atau tersembunyi. Sedangkan menurut istilah, ikhfa’ ialah membaca samar antara dengung dan tidak, atas bertemunya nun mati dengan salah satu huruf ikhfa’. Huruf ikhfa’ ada 15, yaitu: Ta’, Tsa’, Jim, Dal, Dzal, Zai, sin, Syin, Shad, Dhlodh, Tho’, Dhlodhl, Fa’, Qaf, Kaf
Jika nun mati bertemu dengan salah satu huruf ikhfa’ tersebut, harus dibaca samar-samar antara bunyi izhar dan idgham. Bacaan ikhfa’ terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Ikhfa’ A’la
Ikhfa’ A’la adalah ikhfa’ yang cara membacanya lebih dekat kepada bunyi nun mati atau bacaan ikhfa’nya lebih lama dari ghunnahnya. Huruf-huruf ikhfa’ A’la adalah: Tho, Dal, Ta’
2. Ikhfa’ Ausat
Ikhfa’ Ausat adalah ikhfa’ yang cara membacanya antara dengung dan tidak, atau bacaan ikhfa’-nya dan ghunnah-nya sama-sama sedang. Huruf-huruf Ikhfa’ Ausat adalah: Shod, Dzal, Tsa’, Kha’, Syin, Sin, Zai, Fa, Dhodhl, dhlodh
3. Ikhfa’ Adna
Ikhfa’ Adna adalah ikhfa’ yang bunyinya sama sekali tidak serupa dengan bunyi nun mati. Huruf-huruf Ikhfa’ Adna adalah: Qaf, Kaf
»»  Read More...
0

Mad'Arid Lissukun

MAD ‘ARID LISSUKUN......
1. Pengertian Mad ‘Arid Lissukun
Dalam membaca Al-Qur’an, kaum Muslimin diwajibkan mengetahui hukum bacaannya (tajwid). Hal tersebut dimaksudkan agar dalam praktek pembacaannya tidak mengubah arti dan maknanya. Salah satu dari sekian banyak hukum bacaan (tajwid) tersebut adalah bacaan mad.
Mad menurut bahasa berarti panjang atau lama. Sedangkan, menurut Istilah berarti memanjangkan bacaan suatu huruf dengan aturan-aturan tertentu dalam membaca Al-Qur’an. Huruf mad ada tiga, yaitu: alif , Wau, dan Ya’.
Mad terdiri dari dua macam, yaitu mad Asly atau mad Asli/mad tabi’I dan mad Far’i. Mad ‘Arid Lissukun yang akan kita bahas dalam pelajaran kali ini, termasuk dalam mad Far’i. Mad ‘Arid Lissukun adalah mad ‘Asli yang diiringi satu huruf hidup dalam satu kalimat. Huruf tersebut dibaca sukun/mati bila diwaqafkan.
2. Hukum Bacaan Mad ‘Arid Lissukun
Mad ‘Arid Lissukun adalah mad ‘Asli yang diiringi satu huruf hidup dalam satu kalimat. Huruf tersebut dibaca sukun/mati bila diwaqafkan. Panjang bacaannya ada tiga pilihan, yaitu:
• Tul : jika dibaca panjang sekali, yaitu tiga alif (6 harakat)
• Tawassut : jika dibaca sedang, yaitu dua alif (4 harakat)
• Qasr : jika dibaca pendek, yaitu 1 alif (2 harakat)
»»  Read More...
0

Tafkhim

TAFKHIM......
1. Pengertian Tafkhim
Tafkhim artinya tebal. Pada ilmu tajwid, huruf yang dibaca Tafkhim adalah Lam dan Ra’.
2. Hukum Bacaan Tafkhim
Pada huruf Lam, hukum ini hanya berlaku pada lafzul jalalah atau pada kata karena pada umumnya bacaan huruf lam pada kalimat lain tidak ada perubahan. Lam pada lafzul jalalah dibaca tafkhim jika lafal “Allah” didahului oleh huruf yang berharakat fathah atau dhammah. Cara membacanya adalah dengan menebalkan bunyi Lam pada lafal tersebut mirip dengan bunyi “O” sehingga seakan-akan dibaca “Alloh”.
Huruf Ra’ dalam Al-Qur’an dapat dibaca tafkhim (tebal) manakala terdapat dalam beberapa keadaan sebagai berikut:
• Ra’ berharakat dhammah atau fathah
• Ra’ berharakat sukun/mati, sedangkan huruf sebelumnya berharakat fathah/dhammah
• Ra’ yang berharakat sukun/mati, sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah ‘aridah (kasrah yang bukan asli), seperti kasrah yang terdapat dalan hamzah pada fi’il Amr yang merupakan hamzah wasal.
• Ra’ yang diwaqafkan dan terletak setelah huruf yang berharakat dhammah atau fathah, serta diantara Ra’ dan huruf tersebut terdapat huruf yang sukun/mati
• Ra’ yang diwaqafkan, sedangkan sebelumnya terdapat huruf Alif atau Wau yang sukun/mati
»»  Read More...
0

Qalqalah

QALQALAH.....
1. Pengertian
Qalqalah menurut bahasa berarti gerak atau getaran suara. Sedangkan secara istilah berarti membunyikan dengan suara yang melebihi makhraj hurufnya atau memantul
Namun perlu diingat bahwa suara atau bunyi Qalqalah hanya berlaku keika huruf Qalqalah tersebut mati (sukun), atau mati karena di-waqaf-kan (dihentikan membacanya). Namun demikian, jika tidak dihentikan membacanya pun, bunyi huruf Qalqalah yang mati itu tetap terdengar secara pelan, artinya bunyi Qalqalah tidak terdengar secara nyaring seperti yang di-waqaf-kan.

2. Hukum Bacaan Qalqalah
Qalqalah memiliki lima huruf mati, yaitu: Qaf, Tho’, Ba’, Jim, Dal. Kelima huruf tersebut dapat dikumpulkan dalam sebuah kalimat pendek, yaitu Qatbu Jadin. Huruf Qalqalah terbagi menjadi dua macam, yaitu:
• Qalqalah Sughra
Sughra berarti kecil. Qalqalah Sughra ialah jika huruf Qalqalah itu memang asalnya mati / sukun, dan umumnya terjadi di tengah-tengah kalimat. Cara membaca Qalqalah Sughro ialah dengan memantulkan bunyi huruf Qalqalah tidak terlalu keras.
• Qalqalah Kubra
Kubra berarti besar. Qalqalah kubra ialah jika huruf Qalqalah itu aslinya tidak mati, tetapi dia mati karena dihentikan atau di-Waqaf-kan, dan berada pada akhir kalimat. Cara membaca Qalqalah Kubra harus lebih keras pantulannya, artinya huruf Qalqalah yang disukunkan itu harus terdengar nyaring.
»»  Read More...