Ayat Al-Quran Tentang Kepedulian Sosial

Selasa, 15 Juni 2010

0

Ayat Al-Quran Tentang Kepedulian Sosial

AYAT AL-QUR’AN TENTANG KEPEDULIAN SOSIAL
1. Q.S Al-Kautsar
Surat Al-Kautsar terdiri dari 3 ayat, termasuk golongan surat makkiyah. Surat Al-Kautsar diturunkan sesudah surat Al-‘Adiyat. Al-Kautsar artinya nikmat yang banyak. Nama surat ini diambil dari kata Al-Kautsar yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surat ini diturunkan oleh Allah sebagai penghibur hati bagi Nabi Muhammad SAW. Surat Al-Kautsar menjelaskan bahwa Allah telah melimpahkan nikmat yang banyak. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mendirikan shalat dan berkurban sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah dilimpahkan kepadanya. Allah juga menjelaskan, bahwa Nabi Muhammad akan mempunyai pengikut yang banyak sampai hari kiamat dan akan mempunyai nama yang baik di dunia dan di akhirat, tidak seperti yang dituduhkan oleh pembenci-pembencinya.
• Terjemah Al-Kautsar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak
2. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkubanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)
3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari Rahmat Allah)

• Kandungan QS Al-Kautsar
Sebab turunnya surat Al-Kautsar yaitu kaum musyrikin Mekkah dan munafik Madinah senantiasa mengejek dan mencela Nabi Muhammad SAW dengan perkataan buruk yang merendahkan kedudukan orang Islam. Ketika itu, kaum musyrikin dan munafik juga senang sekali bila melihat kaum muslimin mendapat musibah.
Kemudian surat ini diturunkan untuk menguatkan hati/pendirian Rasulullah, dan menegaskan bahwa perkataan kaum musyirikin dan munafik hanyalah perkataan sia-sia. Allah juga meyakinkan kepada kaum Muslimin bahwa Nabi Muhammad serta para pengikutnya termasuk orang-orang yang beruntung.
Surat Al-Kautsar ini juga menjelaskan bahwa Allah telah menganugerahkan nikmat yang berlimpah kepada Nabi Muhammad, sehingga Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk bersyukur dengan mendirikan shalat dan berkurban dengan penuh keikhlasan. Orang-orang yang membenci Nabi Muhammad tidak akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat. Pada dasarnya, mereka tidak membenci nabi Muhammad karena memang Nabi Muhammad adalah orang yang disenangi dikalangan mereka. Mereka membenci ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Orang-orang yang membenci Nabi Muhammad, semasa hidupnya akan selalu mendapatkan kehinaan dan kerugian, dan mereka mempunyai nama yang jelek di dunia dan akhirat.

2. Q.S Al-Ma’un
Surat Al-Ma’un in terdiri dari 7 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah yang diturunkan setelah surat At-Takasur. Nama Al-Ma’un diambil dari kata Al-ma’un yang terdapat pada ayat terakhir yang artinya “barang-barang yang berguna”.
Surat Al-Ma’un menjelaskan tentang beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai pendusta agama dan ancaman terhadap orang-orang yang melakukan shalat dengan lalai dan riya’.
• Terjemah Q.S Al-Ma’un
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

• Kandungan Q.S Al-Ma’un
Dalam surat Al-Ma’un, Allah SWT menyindir kita dengan sebuah pertanyan yaitu “Apakah akmu tahu, siapakah orang-orang yang mendustakan agama?” melalui pertanyan itu, Allah ingin menegaskan tentang ciri-ciri pendusta agama. Mereka adalah:
a. Orang yang shalat dengan penuh kelalaian dan hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain (riya’)
b. Orang-orang yang menolak dan menghardik anak yatim dengan keras (takabbur)
c. Mereka tidak menganjurkan kepada orang lain untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum fakir miskin
d. Mereka tidak pernah mau menolong orang lain yang sangat membutuhkan (bakhil)
Ciri-ciri orang yang percaya akan kebenaran agama dan yang tidak percaya sangat jelas. Orang yang percaya akan kebenaran agama selalu bersifat adil, belas kasih, dan suka beramal kebajikan untuk kepentingan orang lain. Sedangkan sebaliknya, orang yang tidak percaya akan kebenaran agama selalu meremehkan hak-hak kaum lemah, tidak peduli dengan penderitaan orang lain, egois dalam hal harta benda, bangga dengan kekuatan yang dimilikinya, dan tidak mau memberi pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
• Kepedulian Sosial dalam Kehidupan
Surat Al-Kautsar dan surat Al-Ma’un adalah dua surat yang memerintahkan kaum Muslimin untuk peduli terhadap masyarakat. Kedua surat ini menegaskan tentang ajaran Islam yang sangat mendorong umatnya peduli terhadap lingkungan sosialnya.
Dalam surat Al-Kautsar, Allah menyejajarkan perintah shalat dan berkurban. Shalat adalah ibadah yang sangat penting kedudukannya dalam ajaran Islam sehingga tak sekalipun Muslim boleh meninggalkannya. Sedangkan berkurban adalah ibadah yang bernilai social tinggi. Dengan berkurban, kaum Muslimin yang mampu dapat berbagi nikmat yang diperolehnya dengan saudara-saudaranya kaum Muslimin yang kurang mampu. Dengan menyejajarkan perintah shalat dan berkurban artinya Allah menegaskan betapa pentingnya perintah berkurban untuk dilaksanakan oleh kaum Muslimin yang mampu.
Dalam surat Al-ma’un, Allah menyebutkan bahwa para pendusta agama adalah orang yang shalat dengan penuh kelalaian dan hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain (riya’), orang-orang yang menolak dan menghardik anak yatim dengan keras (takabbur), mereka tidak menganjurkan kepada orang lain untuk memberi makan kepada anak yatim dan kaum fakir miskin, mereka tidak pernah mau menolong orang lain yang sangat membutuhkan (bakhil). Setiap Muslim hendaknya memiliki sifat peduli terhadap sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Selama hidup, Rasulullah selalu memerintahkan umat Islam untuk bersifat dermawan. Bakhil bukanlah sifat orang beriman, karena itu, setiap umat Islam harus menghilangkan sifat itu dari dalam dirinya.
Banyak cara untuk membentuk jiwa social dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya dengan:
a. Menjauhkan diri kita dari sifat kikir sekecil apapun dengan alas an apapun, seperti takut akan berkurangnya harta
b. Menanamkan sikap peduli kepada sesame dengan memberi perhatian kepada nasib orang lain yang kurang beruntung
c. Menyadari bahwa rezeki adalah titipan Allah SWT yang sewaktu-waktu dapat diambil atau dikurangi oleh pemiliknya, yaitu Allah.
d. Meyakini bahwa kepedulian social termasuk ibadah yang kelak akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari allah
Hikmah dan manfaat sikap peduli social dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
 Perwujudan rasa syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan kepadanya
 Membantu orang-orang yang membutuhkan
 Menyambung silaturrahmi antara yang kaya dan yang miskin
 Mengurangi angka kemiskinan
 Mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah dan akan menjadi amal jariyah
 Membersihkan harta benda dari hak milik orang lain dan membersihkan diri dari dosa.